Latest Post
Loading...

Rabu, 15 Juni 2016

Tentang Anak “Gifted” dan “Talented “


Serta Permasalahan yang Dihadapi

Oleh: Sri Hartaningsih



PERNAHKAN Anda,sidang pembaca, mendengar sebutan anak  gifted? Siapakah mereka? Bagaimana pula masalah yang mereka hadapi?
Anak gifted adalah anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi serta menunjukkan penonjolan kecakapan khusus, yang bidangnya berbeda-beda antara anak satu dengan anak yang lainnya (talented). Di tengah masyarakat sering ada sebutan dengan istilah anak cerdas istimewa berbakat istimewa (CIBI). Dalam pandangan umum mereka disebut sebagai gifted.
Gifted tidak sama dengan Talented,” tutur Endang Widyorini, Ph.D.,Psi, seorang psikolog yang juga dosen pada Universitas Sugiyopranoto (UNIKA) Semarang, pada acara sarasehan Komunitas PAGI, Sabtu (28/5),  lalu di  Gedung Dikpora, Yogyakarta.
Gifted atau cerdas istimewa, merupakan istilah yang diberikan untuk menjelaskan kondisi seseorang yang memiliki kemampuan atau potensi melakukan sesuatu jauh di atas rata-rata orang seusianya. Batasan IQ (Intelligence Quotient) mereka di atas 130, dengan kreativitas, motivasi dan ketahanan kerja yang tinggi.

Adapun talented atau berbakat istimewa, tidak mengacu pada batasan inteligensi di atas 130. Akan tetapi, talented mempunyai salah satu atau beberapa bidang prestasi yang menonjol, yang melebihi rata rata. Dan prestasi tersebut, tidak selalu dalam bidang akademis.
 
Bisa jadi seorang anak yang mengalami gangguan inteligensi yang luas, misalnya anak autis-savant dengan IQ di bawah rata-rata anak nornal (kurang dari 80), mempunyai talenta atau bakat yang Iuar biasa. Akan tetapi, anak ini tidak dapat dikatakan sebagai anak gifted. Karena gifted memakai ukuran intelegensi, sedangkan talented memakai ukuran performa.
 
Menurut Endang Widyorini, persamaannya adalah, mereka (gifted maupun talented) membutuhkan dukungan dan pemahaman dari orang-orang di sekitarnya, dalam hal ini keluarga, sekolah dan lingkungan. Jika tidak, maka potensi kecerdasan dan bakat istimewa tidak mudah terwujud. 
Dengan demikian, gifted lebih berhubungan dengan bidang akademik atau intelektual, sedangkan talented lebih berhubungan dengan bidang non akademik, misalnya bidang seni, kepemimpinan social dan lain-lain.
Gifted berarti sudah mencakup talented sacara implisit. Tetapi talented menunjukkan gambaran penonjolan kecakapan khusus pada bidang tertentu.

Anak talented menunjukkan satu bidang kemahiran khusus yang luar biasa. Misalnya seni musik, drama, mengarang, melukis dan sebagainya. Kemahiran luar biasa dimaksudkan, dalam musik, anak talented mengetahui irama, nada, keselarasan, interpretasi, keterampilan dalam memainkan alat musik dan lain-lain. Kemahiran tersebut berasal dari bakat bawaan anak, talent atau penonjolan pada suatu bidang tetentu yang dibawa sejak lahir, atau kecakapan khusus yang sifatnya non intelektual.

Masalah yang dihadapi
Anak gifted mengalami tumbuh kembang yang unik. Semua anak gifted mengalami lompatan perkembangan dalam skala besar dalam waktu yang singkat, namun tidak sinkron. Semakin besar gap lompatan perkembangan antara aspek satu ke lainnya, adalah berhubungan dengan banyaknya masalah pada anak-anak tersebut.
Masalah bisa berwujud dalam ketidakharmonisan perkembangan di beberapa area intelegensia. Tapi, bisa juga terjadi pada ketidakharmonisan perkembangan bicara, motorik, sensoris, dan emosi, serta berbagai aspek tumbuh kembang lainnya. 
Anak-anak yang memiliki gap lompatan perkembangan yang kecil tidak menunjukkan masalah yang berarti, sementara anak-anak dengan gap lompatan perkembangan yang tinggi memiliki masalah yang lebih kompleks, beberapa di antaranya terlihat seperti anak ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder), beberapa yang lainnya mungkin terlihat seperti anak autisme. 
Sampai sekarang di Indonesia masih banyak terjadi salah diagnosis. “Ada anak-anak gifted yang didiagnosis sebagai kondisi yang lain, sehingga menyebabkan pemberian treatment tidak tepat pada mereka,” tutur Patricia Lestari Taslim, dari Komunitas PAGI, yang juga ibu seorang anak gifted
Dalam banyak kasus, seringkali pemahaman yang kurang terhadap anak-anak ini menyebabkan guru atau orangtua tidak sabar dalam menghadapi mereka. Pelabelan dan perlakuan yang tidak tepat pun seringkali mereka terima. Anggapan sebagai anak yang aneh seringkali memicu bully baik oleh sesama murid ataupun guru. 
Anggapan sebagai murid yang tertinggal pelajaran (dalam kasus underachievement) membuat anak-anak ini tidak terperhatikan. Anggapan sebagai pembuat masalah (trouble maker) seringkali membuat guru atau sekolah bersikap abai terhadap mereka, bahkan cenderung lebih senang bila anak-anak ini tidak lagi berada di sekolah itu. 
Masih banyak orang yang berpikiran bahwa anak gifted dan talented adalah anak-anak yang memiliki prestasi tinggi, baik secara akademik maupun di bidang lain. Banyak juga yang berpikiran bahwa anak-anak ini adalah anak yang patuh dan gampang diarahkan, yang sikapnya mencerminkan sikap murid ideal kesayangan guru. Kenyataannya belum tentu seperti itu. 
Banyak juga anak gifted maupun talented yang memiliki prestasi biasa-biasa saja, bahkan ada yang di bawah-bawah. Ini tergantung atas tepat tidaknya stimulus yang mereka terima. “Bila mereka diperlakukan dan distimulasi secara tepat, tentu mereka akan menunjukkan pencapaian luar biasa yang bisa membanggakan,” ujar Patricia. (***)

0 komentar:

Posting Komentar